Jumat, 28 November 2014

kerangka Karangan Atau OUTLINE

TEORI OUTLINE/KERANGKA KARANGAN


1.       Pengertian Kerangka Karangan/Ragangan/Outline
Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Jadi kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan atau kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Menurut para ahli :
-          Nursito (2000:5-4), kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.
-          Soeparno (2004:38), kerangka karangan adalah kerangka tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang sistematis.
2.       Pentingnya Membuat Kerangka Karangan
Karena seseorang yang mengarang tanpa membuat kerangka karangan maka :
-          Pengarang mudah terjerumus ke arah keadaan yang anarkhis.
-          Pengarang mudah kehilangan control terhadap karangan yang ia tuju.
-          Masalah dan uraian yang disuguhkan dalam karangan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar.
3.       Proses / Tahapan Menulis
-          Tahap prapenulisan/perencanaan penulisan (prewriting)
·         Penentuan / pembatasan topik karangan,
·         Penentuan tujuan penulisan, dan
·         Penyusunan rencana karangan.
-          Tahap penulisan (writing)
-          Tahap pascapenulisan/revisi (postwriting)
4.       Langkah-langkah Membuat Kerangka Karangan
-          Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis,
-          Mencatat semua ide pokok yang muncul dari data tertulis maupun dari data wawancara,
-          Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting,
-          Memeriksa ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide yang belum dimasukkan serta memeriksa kembali urutan semua ide, dan
-          Setelah membuat kerangka karangan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan.
5.       Macam-macam Kerangka Karangan
-          Berdasarkan sifat rincian
·         Kerangka karangan sementara / non formal : cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alas an topiknya tidak kompleks, akan segera digarap.
·         Kerangka karangan formal : terdiri atas tiga tingkat, dengan alas an topiknya sangat kompleks, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap.
-          Berdasarkan perumusan teksnya
·         Kerangka kalimat
·         Kerangka topik
·         Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
6.       Syarat Kerangka Karangan yang Baik
-          Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang jelas. Lalu, buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
-          Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
-          Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian idea tau pikiran itu tergambar jelas.
-          Harus menggunakan symbol yang konsisten.
7.       Macam-macam Bentuk Karangan
-          Kerangka kasar menuju kerangka sempurna,
-          Kerangka sistem lekuk dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab,
-          Kerangka sistem lekuk dengan angka desimal,
-          Kerangka sistem lurus dengan angka romawi dan desimal,
-          Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif,
-          Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif.
Bentuk kerangka karangan :
-          Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan topik.
-          Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat : kerangka kalimat.
-          Kerangka karangan dalam beberapa kalimat : kerangka alinea.
-          Kerangka karangan dalam beberapa paragraph : proposal.
8.       Salah Satu Contoh Tampilan Bentuk Karangan
Topik : Kesehatan Mental Islami
Judul : Konsep Kesehatan Mental Islami dan Aktualisasinya di Lingkungan Sekolah
Tujuan Penulisan : Menjelaskan tentang Hakikat Kesehatan Mental Islami dan Aktualisasinya di Lingkungan sekolah
Kerangka Karangan :
BAB I. Pendahuluan
A.      Latar Belakang Masalah
B.      Rumusan Masalah
C.      Metode Pemecahan Masalah
BAB II. Pembahasan
A.      Kesehatan Mental Islami
1.       Pengertian Kesehatan Mental Islami
2.       Hakikat Kesehatan Mental Islami
3.       Batasan Kesehatan Mental Islami
4.       Objek Kesehatan Mental Islami
9.       Pola Penyusunan Kerangka Karangan
a.       Pola alamiah
Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
-          Urutan waktu atau urutan kronologis
Urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contoh : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
·         Asal usul penulis
·         Pendidikan si penulis
·         Kondisi kehidupan penulis
·         Keinginan penulis
·         Karir penulis
-          Urutan ruang (sposial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang dan tempat. Urutan ini biasanya digunakan dalam tulisan- tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh :
Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran)
·         Di daerah Kalimantan
·         Di daerah Sulawesi
·         Di daerah Sumatera
-          Urutan topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian tersebut harus dijelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa member tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
b.      Pola logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada disekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis. Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mangamati sesuatu berdasarkan logika. Macam-macam urutan logis yang dikenal adalah :
-          Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh :
Topik (turunnya Suharto)
·         Keresahan masyarakat
·         Merajalelanya praktek KKN
·         Kerusuhan sosial
·         Tuntutan reformasi menggema
-          Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia pada umumnya. Contoh :
Topik (krisis moneter melanda tanah air)
·         Tingginya harga bahan pangan
·         Penyebab krisis moneter
·         Dampak terjadi krisis moneter
·         Solusi pemecahan masalah krisis moneter
-          Urutan pemisahan masalah
Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut. Contoh :
Topik (virus H1N1)
·         Apa itu virus H1N1
·         Bahaya virus H1N1
·         Cara penanggulangannya
-          Urutan umum – khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus). Contoh :
Topik (pengaruh internet)
·         Para pengguna internet
·         Manfaat internet
-          Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi.
-          Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujuai atau tidak oleh para pembaca. Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
10.   Fungsi dan Peran Kerangka Karangan
-          Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
-          Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
-          Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
-          Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
-          Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
-          Sebagai pedoman untuk menentukan jenis data yang harus dikumpulkan.
-          Sebagai patokan bagi penulis dalam menguraikan karangan secara sistematis.
-          Member gambaran umum mengenai pokok yang akan dibahas atau dianalisis dalam karangan.

Senin, 17 November 2014

Perbedaan Topik Tema Judul

PERBEDAAN ANTARA TOPIK, JUDUL & TEMA


PERBEDAAN  ANTARA : TOPIK, JUDUL & TEMA


TOPIK


  • Pengertian Topik


                   Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani “topoi”. Dalam suatu karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang  untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya : pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.


  • Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarang dapat menyusun karangan dalam bentuk :

  1. Narasi : Karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.
  2. Deskripsi : Karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
  3. Eksposisi : Karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan tersebut.
  4. Argumentasi : Karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.


  • Syarat topik dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu :

Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu :

  1. Bidang keahlian
  2. Bidang studi yang didalami. 
  3. Pengalaman penulis seperti pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah
  4. Bidang kerja atau profesi
  5. Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif)
  6. Temuan yang pernah diteliti
  7. Kualifikasi pengalaman baik Nasional maupun Internasional
  8. Kemampuan memenuhi tuntutan para pembacanya
  9. Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
  10. Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuna dan teknologi yang diperlukan pembacanya


Sedangkan bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan :


  1. Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan
  2. Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
  3. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
  4. Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya
  5. Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan
  6. Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya
  7. Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.

 

  • Namun jika ditinjau secara umum, syarat topik yang baik yaitu :

Menarik untuk ditulis dan dibaca : 
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.

Dikuasai dengan baik oleh penulis : Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

Pembatasan sebuah topic :


  1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut. Bila dapat, tempatkanlah rincian tersebut di sekitar lingkaran topik tadi.
  3. Tetapkanlah data rincian tadi, yang mana yang akan dipilih.
  4. Mengajukan pertanyaan, apakah sector tadi dapat dirinci lebih lanjut atau tidak. Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

 

  • Ciri-ciri topic :

  1. Topic harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca.
  2. Mencakup keseluruhan isi cerita.

  •  Pembatasan Topik


Topik yang akan diangkat dalam permasalahan haru dibatasi sampai tahap yang paling sempit dan terbatas agar pembatasanny tidak terlalu luas dan terarah.
Cara mempersempit itu seperti disebutkan “Cipta Lika Caraka” dapat dilakukan sebagai berikut.

  1. Menurut tempat
  2. Contoh, Indonesia lebih khusus daripada dunia, pulau jawa lebih khusus daripada tanah air Indonesia, dan sebagainya.
  3. Menurut waktu/ periode zaman
  4. Contoh, “Perkembangan Islam” bisa dibatasi “ Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW”
  5. Menurut Hubungan Kausal
  6. Contoh, “Perkembangan Islam” dapat dikhususkan pembahasannya menjadi “Sebabnya Islam Tersiar”
  7. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kesenian)
  8. Contoh, Topi “ Pembangunan di Indonesia” dapat dibatasi menjadi “ Pembangunan Politik Masa Orde Baru”
  9. Menurut aspek umum-khusus
  10. Contoh, Topik “ Pengaruh Kebijaksanaan 15 November 1978 Terhadap Masyarakat” dapat dikhususkan menjadi “ Pengaruh Kebijaksanaan 1978 Terhadap Usaha Kerajinan Rotan di Amuntai”
  11. Menurut objek material dan objek formal
  12. Objek material ialah bahan yang dibicarakan, sebagai objek formal ialah dari sudut mana bahan itu ditinjau.
  13. Contih: “Perkembangan Pers di Indonesia di Tinjau dari Segi Kebebasannya. Perkembangan Pers di Indonesia sebagai objek material, dan di Tinjau dari Segi Kebebasannya adalah objek material
 

  • sumber sumber mendapatkan topic :


  1. Pengalaman Hidup
  2. Pengalaman hidup bisa dijadikan bahan tulisan, baik yang sudah lama terjadi maupun yang baru saja dialami. Beberapa pengalaman tersebut tentu ada yang menarik dibagi pada siapa saja. Pengalaman biasa pun juga bisa menjadi sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca jika anda mampu mengubahnya ke dalam sebuah tulisan yang baik. Apalagi jika pengalaman-pengalaman tersebut mengandung hikmah dan bahan pelajaran bagi siapa saja yang membaca.
  3. Berita / Kejadian Terkini
  4. Bahan bacaan seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain.
  5. Ask Yourself and Search The Internet
  6. Pengetahuan Yang Dimiliki
  7. Hobi
  8. Foto dan Video
  9. Foto dan Video juga bisa dijadikan sebagai topik tulisan, terutama foto-foto dan video menarik yang anda miliki atau temui.
  10. Renungan




JUDUL



  • Pengertian Judul

                    Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Karena topik biasanya memiliki ruang lingkup yang luas sedangkan judul memiliki ruang lingkup yang lebih sempit atau lebih khusus. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
   
                    Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebutkan ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.


  • Syarat sebuah judul yang baik :


  1. Judul harus relevan.
  2. Judul harus mempunyai pertalian dengan temanya atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
  3. Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  4. Judul harus singkat. Tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat.
  5. Judul tidak provokatif.

  • Ciri-ciri judul :

  1. Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
  2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi  cerita tersebut.
  3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
  4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
  5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.

 

  • Judul terbagi menjadi dua:

  1. Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
  2. Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita




TEMA


  • PENGERTIAN TEMA
                       Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan.Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan.

                       Beberapa sumber mengatakan, pengertian tema dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari proses penyusunan karangan itu sendiri.

                       Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalah sebuah kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan.

                       Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat topic dan alinea. Kalimat topic merupakan tema dari alinea itu, sedangkan kalimat lain hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topic atau tema alinea tersebut.
  • Syarat-syarat memilih tema yang baik antara lain:

  1. Tema menarik perhatian penulis.
  2. Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
  3. Tema dikenal/diketahui dengan baik.      
  4. Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
  5. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
  6. Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
  7. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
  8. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.



  • Ciri-ciri tema :

  1. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
  2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
  3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam    cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.

Selasa, 11 November 2014

Kalimat Paragraf


Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama: Deduktif, Induktif, Campuran, Ineratif dan Deskriptif/Naratif/Menyebar

1. Paragraf Deduktif 

Paragraf Deduktif  adalah Paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat  khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf

Contoh :

Pada masa sekarang ini banyak rumah sakit dibangun, baik itu rumah sakit negeri maupun swasta. Semarak berdirinya rumah sakit tersebut diperkirakan karena adanya izin pendirian rumah sakit yang relatif mudah. Rumah sakit negeri di daerah tertinggal mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan swasta. Hal tersebut dapat dinalar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya faktor finansial, sosial, asal-muasal adanya dokter, dan masih banyak lagi. [1]

2. Paragraf Induktif 

Paragraf Induktif  adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus  ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf.

Contoh :

Di sebagian besar daerah pedesaan secara menyebar didirikan tempat pendidikan yang berupa sekolah dasar. Meningkat, di kota kecamatan, pemerintah mengusahakan berdirinya sekolah menengah tingkat pertama atau bahkan sebagian berdiri pula sekolah menengah atas. Pada tingkat kabupaten, terutama kabupaten yang sudah maju, bermunculan perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Selain tempat pendidikan formal yang sudah disebutkan itu, menjamur pula tempat pendidikan nonformal, misalnya: tempat pelatihan komputer, kursus menyablon, kursus memasak, potong rambut, bengkel mobil, pertanian, dan kerajinan. Jadi, anak sekarang seharusnya tidak mengalami kesulitan lagi memilih tempat pendidikan di negeri ini. Anak tinggal menentukan tempat berpendidikan dengan menyesuaikan kesenangan dan kemampuannya.[2]

3. Paragraf Campuran

Paragraf Campuran adalah Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat pokok kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat pokok. merupakan paragraf yang dikembangkan dengan meletakan kalimat utama pada awal dan akhir paragraf berupa paragraf deduktif - induktif (campuran).

Contoh :

Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.[3]

4. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar 

Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar  adalah Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

Contoh :

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.[4]

5. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraph (diantara awal dan akhir paragraf)

Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.